Rumah Syair
Hai… kawan-kawan kali ini jamu hijau mencoba posting sebuah
syair yang di muat dalam majalah el-fata edisi 08 tahun 2012.
Hingga
Langit Menjadi Cerah
Tampak lantai ini basah
debu pun ikut basah
pipi ini tergores lembut
bukan luka
bukan sakit yang dirasa
hanya rindu
bertemu Sang Pengatur qolbu
Tak terasa waktu cepat bergulir
Terus berganti
Cahaya fajar pun tampak
Ayam itu siap berirama
Tanda dekatnya hari dimulai
Bulir-bulir embun menampakkan dirinya
tanah pun basah tak beraturan
kabut menaungi mengudara
adzan pun menggema
Sarung dan mukenah mulai berdatangan
Saling berbaris mengisi
Shaf-shaf itu
Tahiyatul masjid ditunaikan
Walau kini hampir diabaikan
Imam melakukan tugasnya
Semua sepi
Semua khusyu’
Alunan ayat-ayat alqur’an
Pun menari di udara
Terbang disekitar masjid
Menembus dinding rumah penduduk
Usai itu semua mengaji
Selembar dua lembar
Tak kunjung habis
Terus bertadarrus
Hingga langit menjadi cerah